game
Senin, 22 Januari 2024
AKU BAHAGIA
sumber: https://www.susanadevi.com
Istilah happiness atau kebahagiaan seringkali dikaitkan dengan aliran baru di bidang psikologi, yaitu psikologi positif yang lebih menekankan pada aspek positif karakteristik yang dimiliki manusia. Hingga saat ini terdapat banyak pengertian mengenai kebahagiaan. Hurlock (2004) mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (acheivement). Sikap menerima orang lain dipengaruhi oleh sikap menerima diri sendiri dalam penyesuaian sosial dimana dalam penyesuian sosial diperlukan adanya daya tarik fisik yang akan menimbulkan rasa cinta dan penerimaan dari orang lain, sedangkan cinta merupakan hasil sikap penerimaan orang lain di dalam lingkungan. Selain itu, prestasi juga salah satu esensi kebahagiaan. Prestasi ini timbul karena adanya kerja keras, pengorbanan, kompetensi dan mempunyai tujuan yang realistik. Ketiga esensi kebahagiaan ini harus dapat dijalani secara bersamaan
Aspek Kebahagiaan (Happiness)
Menurut Hurlock (2004) ada terdapat “tiga A” aspek kebahagiaan, yaitu acceptance (penerimaan), affection (kasih sayang), dan achievement (pencapaian). Chaplin (2008) dalam kamus lengkap psikologi menjelaskan secara rinci mengenai defenisi tiga aspek kebahagiaan tersebut sebagai berikut: Acceptance (Penerimaan) Merupakan suatu yang ditandai dengan sikap positif atau menolak, dalam praktik klinis, pengakuan atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual, tanpa menyertakan pengakuan terhadap tingkah lakunya, atau tanpa keterikatan emosional yang terdapat dipihak terapis yang bersangkutan. Affection (Kasih Sayang) Merupakan perasaan yang sangat kuat, cinta, satu kelas yang luas dari proses-proses mental, termasuk perasaan, emosi, suasana hati, dan temperamen. Achievement (Pencapaian) Merupakan suatu pencapaian atau hasil yang telah dicapai, satu tingkat khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademis. Apabila seorang lansia tidak dapat memenuhi acceptance, achievement, dan affection tersebut maka akan sulit baginya untuk dapat mencapai kebahagiaan. Misalnya, ia merasa diabaikan oleh anggota keluarga atau petugas panti, merasa bahwa prestasi pada masa lalu tidak memenuhi harapan dan keinginan, atau apabila mereka mengembangkan perasaan bahwa tidak ada satu orang pun yang mencintainya. Kebahagiaan tidak memiliki arti yang sama bagi mereka yang berusia lanjut. Namun, secara umum lansia yang bahagia lebih sadar dan siap untuk terikat dengan kegiatan baru dibandingkan lansia yang merasa tidak bahagia. Hal ini disebabkan apa yang dikerjakannya lebih penting bagi kebahagiaannya dimasa usia lanjut dibandingkan siapa mereka
sumber: https://www.universitaspsikologi.com/2018/05/pengertian-dan-aspek-kebahagiaan-happiness.html